Jelang Lengser Presiden Iran Minta Maaf atas Cela Rezimnya

Jakarta, CNN Indonesia --

Presiden Iran Hassan Rouhani meminta maaf kepada rakyatnya atas segala kekurangan dan keterbukaan informasi dalam delapan tahun masa pemerintahannya.

Hal itu ia sampaikan dalam rapat kabinet terakhirnya menjelang lengser dari kursi kepresidenan untuk kemudian digantikan oleh Ebrahim Raisi.

Rouhani, yang cenderung menutup diri dari pertemuan dengan pihak luar selama masa jabatannya, seperti dilansir Anadolu Agency dan dikutip Middle East Monitor, Senin (2/8), memohon "pengampunan" dari rakyat Iran atas "segala kekurangan dan cela".


Pemerintahnya diketahui menghadapi kritik keras terkait penanganan pandemi Covid-19 dan masalah ekonomi, terutama setelah AS keluar dari kesepakatan nuklir pada 2018 dan memberlakukan kembali sanksi terhadap Iran.

"Jika hendak menghakimi pemerintahan ini, Anda harus mempertimbangkan masalah perang ekonomi, Covid-19, dan kekeringan," kata Rouhani.

Selain meminta maaf, Rouhani menyampaikan selama menjabat pemerintahannya hanya bisa mengungkap sebagian dari kenyataan yang dialami Iran saat ini dengan dalih menjaga keamanan nasional.

"Apa yang kami sampaikan kepada rakyat tidak bertentangan dengan kenyataan, tetapi kami tidak menyampaikan seluruh kebenaran kepada mereka," ujar Rouhani tanpa memberi penjelasan lebih lanjut.

Masa pemerintahan Rouhani akan berakhir pekan ini. Raisi rencananya bakal dilantik sebagai presiden oleh parlemen Iran pada Kamis mendatang.

Relasi Iran dan AS kembali memanas setelah Washington meluncurkan serangan udara ke Irak yang menewaskan pemimpin pasukan elit militer Iran, Qasem Soleimani, pada Jumat (3/1). Berikut jejak perseturan Iran-AS hingga kini.Jejak perseturan Iran-AS. (Foto: CNN Indonesia/Timothy Loen)

Selama menjabat Rouhani jarang berbicara langsung di hadapan rakyatnya. Selain itu, Rouhani juga menuduh faksi konservatif di parlemen Iran merusak rencananya menghidupkan kembali perjanjian pembatasan pengayaan uranium dan pencabutan sanksi (JCPOA) yang disepakati pada 2015 silam.

"Tidak ada gunanya membicarakan itu. Menurut kerangka kerja yang ditetapkan pemimpin tertinggi, kita bisa menerapkan JCPOA dan mencabut sanksi, tetapi kami malah mentok," kata Rouhani.

Pemerintahan Rouhani juga dikritik dalam hal penanganan pandemi Covid-19 di Iran. Dia juga dinilai turut andil dalam krisis ekonomi akibat pembatalan JCPOA oleh Amerika Serikat di masa kepemimpinan Presiden Donald Trump pada 2018.

Bahkan Trump kembali menjatuhkan sanksi berupa embargo ekonomi bagi Iran. Alhasil Iran kesulitan menjual minyak bumi sebagai salah satu komoditas utama negara ke negara lain.

Bahkan akibat embargo itu, Iran sempat kerepotan membeli obat-obatan dan perlengkapan medis dalam menghadapi pandemi Covid-19 akibat tidak ada bank di dunia yang mau menjadi perantara pembayaran lantaran juga takut terkena sanksi AS.

"Jika ada yang ingin mengadili pemerintahan ini, mereka harus mempertimbangkan tentang perang ekonomi, Covid-19, dan kekeringan," kata Rouhani sebagai pernyataan pembelaan diri.

Rouhani pertama kali terpilih menjadi presiden Iran pada 2013. Saat itu lawan terberatnya adalah Wali Kota Teheran, Mohammad Bagher Ghalibaf.

Sedangkan pada pemilihan presiden 2017, Rouhani bersaing ketat dengan Raisi, Mostafa Mir-Salim dan Mostafa Hashemitaba.

(ayp/ayp)

[Gambas:Video CNN]

0 Response to "Jelang Lengser Presiden Iran Minta Maaf atas Cela Rezimnya"

Post a Comment